Rabu, 23 November 2011

Ilmu Alamiah Dasar 3


Mitos
Mitos atau mite (myth) adalah cerita prosa rakyat yang ditokohi  oleh para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia  lain (kahyangan) pada masa lampau dan dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita. Mitos juga disebut Mitologi,yang kadang diartikan Mitologi adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi dan bertalian dengan terjadinya tempat, alam semesta,paradewa, adat istiadat, dan konsep dongeng suci. Beberapa contoh mitos yang ada di Indonesia,yaitu :

  • Cerita terjadinya mado-mado atau marga di Nias (Sumatra Utara)

  • Cerita barong di Bali

  • Cerita pemindahan Gunung Suci Mahameru di India oleh para dewa ke Gunung Semeru yang dianggap suci oleh orang Jawa dan Bali.

  • Cerita Nyai Roro Kidul (Ratu Laut Selatan)

  •   Cerita Joko Tarub

  •   Cerita Dewi Nawangwulan dan lain sebagainya. 

  Dan contoh mitos yang saya ambil adalah mitos asal usul padi.
Padi penghasil beras yang kita makan sebagai nasi itu juga mempunyai legenda. Dari mana asal-muasal padi itu,tidak ada pakar dan ilmuwan modern yang mengetahui dengan pasti. Ada yang menduga berasal dari lembah Sungai Gangga di India dan ada yang mengatakan berasal dari lembah Sungai Yangtze,Cina. Tetapi sebelum orang Hindu dan Cina datang ke Indonesia,orang Jawa kuno sudah lama bertanam padi. Dari mana asal tanaman ini di Pulau Jawa?
Nenek moyang kita dari Jawa Tengah mempunyai legenda asal-usul padi Jawa yang unik. Kata yang empunya cerita,Batara Guru di Kompleks Kahyangan sana pada suatu hari menciptakan seorang putri yang luar biasa cantiknya sampai Batara itu sendiri jatuh cinta pada hasil ciptaannya.
Tetapi Sang Putri menolak lamarannya selama tiga jenis mahar tidak dipenuhi. Yaitu makanan yang tidak membosankan,baju yang tidak bisa usang dan gamelan yang bisa main kelenengan (kelontangan) sendiri. Batara Guru mengutus pengacaranya,Kala Gumboro ke bumi untuk mencari tiga barang itu. Tetapi utusan ini malah jatuh cinta pada Dewi Sri,istri Batara Wisnu. Suami Dewi ini begitu berang sampai menyulap Kala Gumboro menjadi celeng (babi hutan),supaya tidak bisa mengganggu istrinya lagi.
Sementara itu,Batara Guru di Kahyangan sana tidak sabar menunggu celeng. Ia menyesal, ketika mendekati Putri ciptaannya. Putri ini mendadak sontak meninggal,karena kaget disentuh tangannya. Putri kemudian dikebumikan dengan nama anumerta Dewi Tisnawati. Empat puluh hari kemudian muncul sinar yang sangat cemerlang di makamnya. Sinar gaib ini menumbuhkan berbagai tanaman aneh yang bermanfaat. Kelapa di tempat kepala,padi dan aren di tempat tubuh,buah-buahan di tempat tangan dan umbi-umbian di tempat kaki.Sementara itu,dalam bentuknya sebagai celeng,Kala Gumboro masih saja mengganggu Dewi Sri.
Dewi ini begitu sebal sampai berdoa khusyuk,memohon kepada para dewa untuk membebaskannya dari bumi. Kemudian muncul tanaman ajaib yang sama dengan tanaman di makam Dewi Tisnawati. Padi di makam ini khusus untuk dibudidayakan di tanah kering, dan yang tumbuh di makam Dewi Sri untuk sawah.
Batara Wisnu dan Dewi Sri kemudian menjelma menjadi pasangan raja dan ratu manusia yang mengemban tugas mengajarkan kepada rakyat tentang cara bertanam padi dengan baik dan benar. Menanam padi bukan pekerjaan sembarangan,tetapi tugas sakral yang memberi kesejahteraan hakiki kepada umat manusia.
Dari contoh mitologi tentang Dewi Sri tersebut,menunjukkan bagaimana masyarakat pada masa sebelum tulisan menjelaskan tentang asal usul padi sebagai suatu bentuk kejadian alam. Kita tidak bisa melacak dengan menggunakan sumber-sumber tertulis,sebab tidak ditemukan sumber-sumbernya. Yang kita temukan adalah suatu cerita rakyat tentang Dewi Sri dalam bentuk tradisi lisan. Cerita ini sudah mengalami pewarisan dari generasi ke generasi. Bahkan sampai sekarang di beberapa daerah,tokoh Dewi Sri dianggap sebagai dewi yang memberi kesuburan pada penanaman padi,sehingga kalau habis panen diadakan upacara sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada Dewi Sri.
Sumber :
Http://www.sentra-edukasi.com
Http://wikipedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar