Rabu, 23 November 2011

Ilmu Alamiah Dasar 2

Teori terjadinya Alam Semesta

Alam semesta adalah fana. Ada penciptaan,proses dari ketiadaan menjadi ada dan akhirnya hancur. Di antaranya ada penciptaan manusia dan makhluk hidup lainnya. Di sana berlangsung pula ribuan,bahkan jutaan proses fisika,kimia,biologi dan proses-proses lain yang tak diketahui. 
Penjelajahan akal manusia mendapatkan fakta-fakta penyusun alam semesta,mulai dari dunia atom,planet,tata surya,hingga galaksi dan ruang alam semesta yang berbatas galaksi-galaksi muda. Dengan itu,pengetahuan manusia merentang dalam dimensi panjang 10-13 hingga 1026 meter,yang merupakan batas fakta-fakta yang dapat diperoleh dalam dunia sains. Pada abad ke-21 manusia masih berambisi untuk menyelami dunia 10-35 meter (skala panjang Planck) atau 10-20 kali lebih kecil dari penemuan skala atom pada dekade pertama abad ke-20. Begitu pula dimensi lainnya seperti waktu,energi,massa,rentangnya meluas dari yang lebih kecil dan lebih besar.
Tentang rentang waktu alam semesta,manusia mendefinisikan berbagai zaman (dan zaman transisi) di antaranya:
1.Zaman Primordial,ketika usia alam semesta antara 10-50 hingga 105 tahun,
2.Zaman Bintang, (106 - 1014 tahun),
3.Zaman Materi Terdegenerasi, (1015 - 1039 tahun),
4.Zaman Black Hole, (1040 - 10100 tahun),
5.Zaman Gelap ketika alam semesta menghampiri kehancurannya
6.Zaman Kehancuran Alam Semesta,ketika materi meluruh. Tanpa fakta-fakta dan ilmu yang diketahui manusia (atas izin Allah),akhirnya manusia hanya bisa berspekulasi dan tak bisa mendefenisikan berbagai keadaan,misalnya sebelum kelahiran alam semesta dan setelah kehancuran.
Penjelajahan akal manusia bisa menggapai penaksiran hal-hal berikut:
Jumlah partikel (di Matahari 1060 atau di Bumi 1050),energi ikat (antara Bumi dan Matahari sebesar 1033 Joule),energi radiasi matahari sebesar 1026 watt,energi Matahari yang diterima Bumi sebesar 1022 Joule,energi yang diperlukan manusia per tahun sebesar 1020 Joule,energi penggabungan inti atom,fissi 1 mol Uranium sebesar 1013 Joule,energi yang dihasilkan 1 kg bensin sebesar 108 Joule. Sebuah anugerah yang besar bagi manusia,walaupun melalui proses yang panjang. 
Deskripsi dan Model Alam Semesta
Kesan umum luas dan megahnya alam semesta diperoleh penghuni Bumi dengan memandang langit malam yang cerah tanpa cahaya Bulan. Langit tampak penuh taburan bintang yang seolah tak terhitung jumlahnya. Struktur dan luas alam semesta sangat sukar dibayangkan manusia dan progres persepsi dan rasionalitas manusia tentang itu memerlukan waktu berabad-abad.
Deskripsi pemandangan alam semesta pun beragam. Dulu alam semesta dimodelkan sebagai ruang berukuran jauh lebih kecil dari realitas seharusnya. Ukuran diameter Bumi (12.500 km) baru diketahui pada abad ke- 3 (oleh Eratosthenes),jarak ke Bulan (384.400 km) abad ke-16 ( Tycho Brahe, 1588),jarak ke Matahari (sekitar 150 juta km) abad ke-17 (Cassini, 1672),jarak bintang 61 Cygni abad ke-19,jarak ke pusat Galaksi abad ke-20 (Shapley, 1918),jarak ke galaksi-luar (1929),Quasar dan Big Bang (1965). Perjalanan panjang ini terus berlanjut antargenerasi.
Benda langit yang terdekat dengan bumi adalah bulan. Gaya gravitasi bulan menggerakkan pasang surut air laut di bumi,tak henti-hentinya selama bermiliar tahun. Karena periode orbit dan rotasi Bulan sama,manusia di Bumi tak pernah bisa melihat salah satu sisi permukaan Bulan tanpa bantuan teknologi untuk mengorbit Bulan. Rahasia sisi Bulan lainnya,baru didapat dengan penerbangan Luna 3 pada tahun 1959.
Pada siang hari,pemandangan langit sebatas langit biru dan matahari atau bulan kesiangan sedang di saat fajar dan senja,langit merah di kaki langit timur dan barat. Interaksi cahaya matahari dengan angkasa Bumi melukiskan suasana langit yang berwarna warni.
Matahari sendiri adalah satu di antara beragam bintang di Galaksi. Ada bintang yang lebih panas dari Matahari (suhu permukaan Matahari 5.800o K),seperti bintang panas (bisa mencapai 50.000oK) yang memancarkan lebih banyak cahaya ultraviolet-cahaya yang berbahaya bagi kehidupan. Ada bintang yang lebih dingin,lebih banyak memancarkan cahaya merah dan inframerah dibandingkan cahaya tampak yang banyak dipergunakan manusia.
Manusia bisa mencapai batas-batas pengetahuan alam semesta yang luas,mengenal ciptaan Allah yang tidak pernah dikenali di muka bumi seperti Black Hole,bintang Netron,Pulsar, bintang mati,ledakan bintang Nova atau Supernova,ledakan inti galaksi dan sebagainya. Akan tetapi,berbagai fenomena yang sangat dahsyat itu tak mungkin didekatkan dengan mahluk hidup yang rentan terhadap kerusakan. Walau demikian,ada jalan bagi yang ingin bersungguh-sungguh menekuninya.
Asal mula terjadinya alam semesta
Pengertian alam semesta
Alam semaesta adalah suatu ruangan yang maha besar yng didalamnya terdapat kehidupan biotik dan abiotik,serta terjadinya segala peristiwa alam baik yang dapat diungkapkan atau pun yang tidak dapat diungkapkan.
Teori mengenai alam semesta
Melihat kenyataan bahwa planet-planet bergerak mengelilingi matahari dengan orbitnya yang berbentuk elips dengan arah peredaran yang sama yaitu berlawanan arah jarum jam jika melihatnya dari kutub utara,ternyata arah revolusi planet-planet dan satelitnya yaitu arah negative.Ini berlawanan dengan yang kita amati dibumi.Adanya realisasi yang demikian membuat para ahli berkesimpulan bahwa tata surya terbentuk dari material yang berputar dengan arah yang negative.
Hal ini kemudian memunculkan beberapa teori  tentang terjadinya tata surya sebagai berikut:
1.Teori Kondensasi (Pengetalan)
Hipotesis ini dikemukakan oleh ahli fisiologi Jerman, Immanuel Kant
pada tahun  1755. Menurut hipotesis ini, matahari dan planet-planet berasal dari sebuah kabut pijar yang berpilin dari dalam jagat raya. Karena putaran kabut tersebut,sebagian dari massa kabut tersebut lepas, membentuk gelang-gelang sekeliling bagian utama gumpalan kabut tersebut.Pada gilirannya, gelang itu membentuk gumpalan-gumpalan dan akhirnya membeku menjadi planet-planet,bulan dan satelit-satelit planet lainnya.
2.Teori Planetesimal

Hipotesis ini dikemukakan oleh  T.C Chamberlain (ahli geologi) dan F.R
Moulton (ahli astronomi).Teori ini menyatakan bahwa planet berawal dari kabut pijar yang terdapat material padat berhamburan saling tarik-menarik dan membentuk gumpalan besar.
3.Teori Pasang Surut Bintang
Hipotesis ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys dari Inggris pada tahun 1917.Teori ini mengemukakan bahwa pada permukaan matahari terjadi proses pasang surut akibat gaya tarik bintang besar yang melintas sehingga membentuk tonjolan seperti cerutu,kemudian terputus membentuk tetesan
raksasa dan membeku menjadi planet-planet.
4.Teori Vorteks dan Protoplanet (Teori Modern)

Teori modern ini pada dasarnya berawal dari hipotesis kabut Kant dan
Laplace tahun 1940. Teori Vorteks dikemukakan oleh Karl Von Weiszacker,menurut Weiszacker nebula (kabut) terdiri atas vorteks-vorteks (pusaran-pusaran) yang merupakan sifat gerakan gas.Gerakan gas dalam nebula menyebabkan pola sel-sel yang bergolak (turbulen). Pada batas antar sel turbulen, terjadi tumbukan antar partikel yang kemudian membesar dan menjadi planet. Teori Protoplanet dikemukakan oleh Gerard P. Kuiper,menurut Kuiper planet terbentuk melalui golakan (turbulensi)nebula yang membantu tumbukan planetesimal,sehingga planetesimal membesar menjadi protoplanet dan kemudian menjadi planet.

Asal mula terjadinya alam semesta menurut Al quran
Proses terjadinya alam menurut Al-Qur’an ialah sebagai berikut :
1. Allah SWT menjelaskan dalam Al-Qur’an yang artinya“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap … “ (Q.S.Fushilat : 11).
Ayat tersebut jelas menunjukkan bahwa langit pada mulanya berupa asap,dengan demikian tidak mustahil apabila bumi dahulunya berasal dari asap atau gas juga. Mengingat bumi asalnya bersatu dengan langit.
2. Didalam Al-Qur’an juga diterangkan yang artinya“Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya atau kah langit? Allah telah membinanya,Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya. Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya”(An-Nazi’at Ayat 21-30).
Ayat-ayat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tatkala langit belum disempurnakan. Belum ada siang dan malam,maka bumi belum terhampar. Dengan demikian mungkin ia masih labil,cair dan belum menentu wujudnya. Dan mungkin tidak rata,benjol-benjol sekali,tetapi setelah langit disempurnakan segala sesuatunya, dan siang malam diadakan, maka jadilah bumi ini terhampar karena pengaruh hal tersebut.

Sumber :
1.Http://www.scribd.com
2.Http://wikipedia.com
3.Http://www.harunyahya.com
4.Buku IPS Geografi kelas 12 SMA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar